Kurikulum Kuttab Quranuna

Karakteristik Kurikulum Kuttab Quranuna

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


Kurikulum Kuttab Quranuna menitikberatkan pada: 

"Iman Sebelum Qur’an dan Adab Sebelum Ilmu."

 

  • Iman Sebelum Al-Quran

Iman sebelum Qur’an bukan berarti mengesampingkan belajar Al-Qur’an sejak dini, tapi kita hanya mengutamakan untuk mengajarkn tentang iman kepada Allah taala, kekuasaan Allah, Malaikat Allah, Kitab, RasulNya dan juga mengajarkan Al-Qur'an sambil ditanamkan makna-maknanya. Dengan demikian tatkala anak kita belajar Al-Qur’an, maka akan bertambah imannya.

Kurikulum kuttab adalah "Iman sebelum Quran" Mengapa? Sebab itu adalah konsep besar Kuttab. Berdasarkan hadits Jundub bin Abdillah Radiyallahuanhu:

 عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا

Dari Jundub bin Abdillah beliau berkata: "Dahulu kami ketika remaja bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, kami belajar iman sebelum Al Qur'an kemudian setelah kami belajar Al Qur'an bertambahlah keimanan kami. Sedangkan kalian sungguh pada hari ini justru belajar Al Qur'an dulu sebelum belajar iman" (HR. At Thabrani, Al Baihaqi, Ibnu Majah).

Sehingga inti seluruh rangkaian kegiatan Kuttab berisi "iman sebelum quran". Semua acara anak di sekolah sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan tidak ada satu pun kegiatan yang tanpa didasari keimanan, baik itu kegiatan class meeting, mabit, camping Fieldtrip dan bahkan berhitung, bahasa dan pelajaran duniawi lainnya.

Di kelas hanya ada pelajaran Iman, Al-Quran, Tadabbur qur’an, dan Murofaqot / materi terapan yang di USBN-kan Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu pengetahuan sosial/Adab.

Di setiap pelajaran yang di sampaikan terdapat unsur iman, baik itu belajar Bahasa Indonesia, Ilmu pengetahuan Alam maupun yang lainnya. Karakter iman sudah tertulis di dalam al-Quran yaitu di ayat-ayat Makkiyah, dari situlah tahapan belajar. Al-qur’an menjadi sumber rujukan utama untuk pembelajaran iman dengan mentadabburi ayat-ayatnya.

Sedangkan pelajaran pelajaran matematiaka, IPA, IPS, hanya sebagai tempelan. Jika di sekolah umum biasanya belajar ilmu-ilmu tersebut terlebih dahulu lalu jika ada ayat dan hadits yang sesuai, baru di tempelkan ayat Qur’an atau hadits. Di kuttab adalah kebalikannya. Apa yang Al-Qur’an atau Hadits sebutkan dulu itulah yang dipelajari, jika ada penelitian yang sesuai maka penelitian itulah yang ditempel.

Contohnya anak sedang menghafal ayat:ayat-ayat tentang waktu malam,

 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا

Artinya : "dan Kami jadikan malam sebagai pakaian"


Maka pengajar menjelaskan dengan mentadabburi ayat tersebut bahwa Allah menggambarkan malam diibaratkan pakaian, pakaian dapat menutupi aurat, pakaian dapat melindungi dari panas dan dingin. Gelapnya malam Allah ciptakan sebagai penutup aktifitas, untuk kita beristirahat.


Tempelan penelitian Sains (IPA) Malam adalah waktu untuk kita istirahat (tidur), tidur membuat badan rileks, jiwa kita tenang, dan terjadi proses pemulihan pada seluruh organ tubuh kita. Jika mengacu pada sistem kerja organ vital tubuh maka tidur yang baik adalah pada awal- awal malam, sekitar jam 8 malam. Sebab empedu aktif bekerja antara jam 11 malam hingga jam 1 dini hari. Sementara hati, mulai aktif bekerja mulai jam 1 malam.


Apabila pada jam-jam tersebut kita masih belum tidur, apalagi masih asyik makan-makan maka sebenarnya kita telah merusak alur tubuh kita sendiri. Jadi upayakan untuk tidak tidur larut malam, apalagi begadang. Selain akan mengurangi kualtias tidur juga berpotensi merusak sistem kerja tubuh kita sendiri.


  • Adab Sebelum Ilmu

Landasan utama kurikulum "adab sebelum ilmu" ini berdasarkan cara sahabat dan ulama ketika belajar. Bagaimana sahabat belajar kepada nabi dan bagaimana ulama belajar kepada gurunya.

Misalnya adab Abdullah bin Mubarak, saat itu beliau berkata kepada ahli hadits dan penuntut ilmu, "Kalian lebih membutuhkan adab daripada banyaknya ilmu." "Pelajari adab sebelum engkau pelajari Ilmu.”

Misal lain, Ibnul Mubarok berkata, 


 تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين

"Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari Ilmu selama 20 tahun.”


Ibnu Sirin berkata,

 

"Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu Ilmu."


Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

 

"Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu."


Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Yusuf bin Al Husain berkata,

 

"Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu."


Syaikh Sholeh Al Ustaimin berkata, "Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan." 


Jadi, di Kuttab Quranuna anak-anak sangat tertib saat belajar, mereka harus benar-benar sami'na wa atha'na (mendengarkan dan menaati gurunya). Tidak ada yang bermain tangan saat guru menjelaskan, pelajaran, dihentikan jika ada yang tidak tertib, pelajaran tidak dilanjutkan jika mereka belum sesuai adab belajar, semua duduk bersila diam dan tenang. Siswa lebih awal masuk kelas jangan sampai membiarkan guru menunggu lebih dulu.


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)